Jadi baper itu bawaan laper atau bawa perasaan? #seriusnanya #mamakygpunyaanakremaja
View on Path
Jadi baper itu bawaan laper atau bawa perasaan? #seriusnanya #mamakygpunyaanakremaja
View on Path
Temen-temen yang punya stroller, carrier, higchair, booster, atau apapun barang anak2 yang gak kepake mau di jual. Saya siap beli dengan syarat barang dalam masih kondisi bagus dan cocok harga..
Monggo silahkan sms ke 085397093380
Atau line: keykasjamsoe
Bbm: 56A0A673
View on Path
Listening to Love Letter to Japan by The Bird and the Bee
Preview it on Path
RAHASIA PENANGKAL MALAS
Bangun tidur, tidur lagi, syukur-syukur langsung mandi, brangkat kuliah terpaksa dibangunkan alarm, alhasil di kampus tidur, sepulangnya kuliah tidur lagi. Kadang-kadang jika tak ada jadwal kuliah tidur total seharian, malamnya boro-boro mengerjakan tugas, sekujur tubuh lagi-lagi dihantamkan pada bantal. Itu mahasiswa, beda lagi dengan pekerja, pelajar SMA, dan semua lapisan masyarakat; Rasa malas dan tak bergairah kemungkinan menjangkit siapa saja. Lalu sebenarnya obat apa yang harus kita telan? Kalimat motivasi apa yang seharusnya kita lahap?
Saya hanya ingin mengingatkan sebagai seorang muslim bahwa semangat kita adalah semangat yang unik dan beda. Semangat dan gairah seorang muslim akan senantiasa hadir manakala kita resapi hadist dari Abu Hurairah ra.:
“Setan membuat tiga ikatan pada tengkuk salah seorang dari kalian ketika kalian tidur. Dia memukul pada setiap ikatan seraya berkata โengkau memiliki malam yang sangat panjang, maka tidurlahโ Apabila orang tersebut bangun dan berdzikir kepada Allah, maka terurailah satu ikatan, Kemudian apabila ia wudhu, maka terurailah ikatan kedua. Jika setelah itu ia shalat, maka terurailah seluruh ikatan, di pagi hari ia akan bersemangat dan berjiwa baik. Tapi jika ia tidak melakukan tiga perkara di atas, maka di pagi hari ia akan buruk jiwanya dan menjadi pemalas”
(Mutafaq Alaih)
Itu rahasia kita. Rahasia mengusir malas dengan takwa. Dan jangan lupa mengusir rasa malas dengan usaha ๐
View on Path
[Cermin Keluarga Islam]
Mempertahankan Keutuhan Keluarga
===============================
oleh: Ibu Zulia Ilmawati, S,Psi
Keluarga sakinah adalah keluarga dengan enam kebahagiaan yang terlahir dari usaha keras pasangan suami isteri dalam memenuhi semua hak dan kewajiban, baik kewajiban perorangan maupun kewajiban bersama. Teramat jelas bagaimana Allah dan RasulNya menuntun kita untuk mencapai tiap kebahagiaan itu. Enam kebahagiaan yang dimaksud adalah Kebahagiaan Finansial, seksual, intelektual, moral, spiritual dan idiologis. Mana dari enam kebahagiaan itu yang utama? Tergantung pada persepsi atau kerangka pandang dan pemahaman pasangan suami isteri. Keluarga Rasulullah dibangun dalam kerangka perjuangan. Inilah keluarga teladan dengan kebahagiaan ideologis. Tapi berdasarkan riwayat-riwayat yang sangat jelas, Rasul juga mampu menciptakan bagi keluarganya kebahagiaan intelektual, kebahagiaan moral, spiritual, bahkan pula termasuk kebahagiaan seksual. Secara finansial, Rasul memang hidup dalam kesahajaan. Tapi siapa sangka mereka juga ternyata merasakan kebahagiaan finansial. Karena kebahagiaan yang terakhir ini tidak ditentukan oleh jumlah harta yang dimiliki, tapi oleh perasaan qanaah (perasaan cukup) atas rizki yang Allah karuniakan. Ketika kebahagiaan itu tidak dirasakan akibat fungsi keluarga tidak berjalan utuh yang dipicu oleh ketimpangan dalam pemenuhan hak dan kewajiban, maka akan timbul masalah.
Islam mengajarkan prinsip adil dalam membina keluarga. Adil berarti meletakkan fungsi-fungsi keluarga secara memadai. Islam meletakkan fungsi keagamaan (ibadah dan amal shaleh) sebagai fungsi paling utama keluarga. Bersumber dari fungsi keagamaan inilah, keluarga menghidupkan fungsi reproduksi, edukasi, melindungi dan kasih sayang. Fungsi ekonomi, sosial dan rekreatif akan tumbuh sendiri bila fungsi-fungsi yang disebut sebelumnya dilaksanakan dengan sebaik-baiknya. Maka, setiap keluarga muslim adalah masjid yang memberikan pengalaman beragama bagi anggota-anggotanya; sebuah madrasah yang mengajarkan norma-norma Islam; sebuah benteng yang melindungi anggota keluarga dari berbagai gangguan (fisik dan non fisik), sebuah rumah sakit yang memelihara dan merawat kesehatan fisik dan psikologis anggota keluarga; keluarga juga bagaikan sebuah kompi dalam hizbullah yang turut serta dalam perjuangan menegakkan risalah Islam. Dari kompi ini pula dilahirkan kader-kader pejuang Islam.
Rasanya tidak ada sebuah keluarga yang tidak menginginkan pernikahannya langgeng dan sakinah mawadah wa rahmah. Namun kehidupan dalam pernikahan tidaklah selalu seindah yang diharapkan. Tidak mudah memang menyatukan dua orang pribadi yang berbeda, berasal dari latar belakang yang berbeda, yang memiliki kebiasaan, karakter, keinginan, yang berbeda pula. Konflik menjadi suatu hal yang mudah terjadi dan jika hal tersebut tidak mampu diatasi dengan bijaksana maka bukan tidak mungkin akan membawa pernikahan kepada perceraian. Karenanya sangatlah penting bagi para pasangan yang akan menikah untuk mempersiapkan pernikahannya dengan baik sehingga dapat mengantisipasi badai yang akan menerpa dan pada saat hal tersebut terjadi dapat diatasi dengan baik.
Kesabaran merupakan langkah utama ketika mulai muncul perselisihan dalam keluarga. Islam memerintahkan kepada suami isteri agar bergaul dengan cara yang baik, serta mendorong mereka untuk bersabar dengan keadaan masing-masing pasangan. Karena boleh jadi di dalamnya terdapat kebaikan-kebaikan.
โBergaullah dengan mereka secara patut. Kemudian, bila kamu tidak menyukai mereka (maka bersabarlah). Karena mungkin kamu tidak menyukai sesuatu, padahal Allah menjadikan padanya kebaikan yang banyak (QS. An-Nisa : 19)
Kedua, sangat penting menjaga pintu dialog. Dialog dimaksudkan untuk menghilangkan hambatan-hambatan psikis. Kadang masalah muncul bukan karena tidak ada kecocokan pada kedua belah pihak, melainkan karena sangat kurangnya kesempatan bagi keduanya untuk berbincang-bincang. Boleh jadi hanya dengan dialog persoalan yang kelihatannya sulit akan mampu dipecahkan. Di sinilah dibutuhkan komunikasi yang baik antar suami isteri.Untuk membangun komunikasi yang baik, pasangan harus menyadari bahwa mereka merupakan dua pribadi yang unik dan berbeda. Pasangan tidak akan pernah bisa membangun sebuah kesamaan tanpa menyadari atau mengenali perbedaan yang ada. Mereka mungkin menyadari bahwa mereka berbeda namun tidak tahu bagaimana cara menjembatani perbedaan yang ada dengan bijaksana sehingga konflikpun tak bisa dihindarkan lagi.
Jika konflik antara suami istri memang sudah tidak mampu diatasi berdua, sementara keadaan semakin runcing, maka kehadiran pihak ketiga sebagai penengah sangat diperlukan.
โDan jika kamu khawatirkan ada persengketaan antara keduanya, maka kirimlah seorang hakam dari keluarga laki-laki dan seorang hakam dari keluargaperempuan.. Jika kedua orang hakam itu bermaksud mengadakan perbaikan, niscaya Allah memberi taufik kepada suami isteri itu. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal (QS. An-Nisa:35) (www.baitijannati.wordpress.com)
Sumber : http://www.facebook.com/notes/zulia-ilmawati/mempertahankan-keutuhan-keluarga/157226784335760
===============================
Ini persis waktu training kemarin ayah .. yuk bareng ke Jannah ๐๐๐๐๐๐ – with Nn’
View on Path
1. yang nggak pernah naik pesawat ngira naik pesawat enak | yang udah sering naik pesawat, rasanya bosen, lelah
2. yang nggak pernah keluar kota, nginep di hotel ngira itu semua keren | yang udah sering traveling, capek, pengennya mah dirumah aja
3. hidup itu sawang sinawang, saling memandang, kita kira dia enak | dia sudah sampai posisi itu, ternyata bagi dia nggak enak-enak juga
4. persis harta, orang mental miskin, ngirain bahagia itu letaknya pada duit | dia nggak ambil pelajaran, bahwa bahagia jelas bukan disitu
5. dalam Al-Qur’an sudah jelas, miskin dan kaya itu sama | sama-sama bala’, sama-sama untuk menguji
6. jadi sayang banget orang yang seluruh hidupnya mikirin duit terus | ngetwit untuk duit, bikin akun untuk duit, usaha untuk duit, semua
7. sayang banget orang yang bangun pagi cuma mikirnya duit terus | gimana bisa punya rumah lebih luas, duit lebih banyak, sayang banget
8. kasian yang impiannya diukur pake duit, pengen punya 10 M, 100 M, 1 T | kasian, kasian, ujian kok dijadiin impian, dijadiin tujuan
9. bukan ga boleh kaya, bagus kalo bisa kaya, tapi bukan itu tujuannya | kaya itu selingan aja, sampingan, hasil ikutan, bukan jadi impian
10. itu kalo yang kamu cari bahagia loh ya, letaknya bukan pada harta | tapi menghamba total kepada Allah, habisin hidupmu untuk dakwah
11. keinget seorang tabi’in saat ditanya penguasa “kamu mau minta apa? nanti aku pasti berikan” | dia jawab, “maksudmu minta harta dunia?”
12. penguasa jawab “iya, kamu mau minta harta dunia berapa banyak? apa aja” | tabiin itu menjawab dengan jawaban mencengangkan penguasa
13. jawabnya “sama Allah yang punya dunia saja aku tak pernah meminta dunia, apalagi sama kamu yang tak memiliki dunia” | jlebbb
14. ini nasihat buat diri saya sendiri yang masih tamak akan dunia | juga bagi siapapun yang merasa sama penyakitnya sama saya |
– words from ustad @felixsiauw :’) –
_______
_______
#NTMS Dakwah itu memang berlelah-lelah di jalan Allah | Cukup lah Allah yang memuji walau seluruh dunia mencaci | Biar Allah kelak yang mencukupkan dengan pahala tanpa batas | Karena Dia sebaik-baik pemberi balasan :’)
View on Path
Lagi stock opnam toko, Istirahat dulu buat foto ๐๐๐
#postingangakmanfaat #maaf – at Nanaotee Babyshop. Jalan Wekapu No.21
View on Path
MENOLONG ALLAH?
(Ust. Abay Abu Hamzah – Badai Inspirasi)
Seorang standup comedian nasional pernah bilang, “Menolong Allah itu seperti menolong Spiderman melawan Octopus.”
Artinya, pertolongan kita tidak berguna sedikitpun bagi kekuatan Allah yang Mahadahsyat. Artinya lagi, Allah tidak perlu ditolong. Menolong Allah sama saja menganggap Allah tidak mampu. Begitu mungkin logikanya.
Logika itu persis dengan logikanya Abdul Muthallib ketika Abrahah bernegosiasi untuk menghancurkan ka’bah. Saat itu sekitar 200 ekor kambing milik Abdul Muthallib dijarah oleh pasukan Abrahah.
Ketika Abrahah menyampaikan keinginannya menghancurkan ka’bah, Abdul Muthallib menjawab dengan lugas. “Silakan saja, yang penting 200 ekor kambingku yang kau jarah, segera dikembalikan.”
“Hah, harga dirimu hanya sebesar 200 ekor kambing, dan engkau bersedia kami menghancurkan tempat sucimu? Hina sekali kau ini.”
“200 ekor kambing itu milikku, maka akulah yang bertanggungjawab untuk menjaganya. Sedangkan Ka’bah ini milik Allah, Dia punya cara sendiri untuk menjaganya.”
Dan benar, tidak seberapa lama, Allah mengirim burung-burung Ababil yang melempari tentara Abrahah dengan batu-batu dari neraka.
Pasukan Abrahah punah, dan ka’bah terjaga. Benar, ka’bah ini milik Allah, dan Allah punya cara sendiri untuk menyelamatkannya.
Namun, menolong Allah bukanlah seperti menolong orang yang sedang kesulitan. Bukan seperti membela seorang pahlawan yang sedang bertarung demi menghancurkan kejahatan. Apakah Allah tidak mampu melawan musuh-musuh agama? Memangnya, siapa yang menciptakan musuh-musuh itu? Siapa yang memberinya nafas, memberinya makan, dan terpenting, memberinya hidup? Siapa? Allah!
Lalu, jika Allah mampu untuk itu semua, mengapa Allah tidak mampu melawan musuh-Nya, yang juga ciptaan-Nya?
Tidak kawan. Bukan begitu. Kita menolong Allah, bukan karena Allah menghajatkan bantuan kita. Sekali-kali tidak.
Allah memerintahkan kita untuk menolongnya, adalah untuk memberikan kesempatan kepada kita sebanyak mungkin pahala. Juga untuk mengetahui siapa di antara kita yang paling baik amalnya. Liyabluwakum, ayyukum ahsanu ‘amala.
Sebagaimana seorang guru matematika yang memberi pertanyaan pada muridnya. “Anak-anak, berapakah hasil dari satu ditambah satu?”
Apakah itu berarti guru tidak tahu hasilnya? Jika guru tahu jawabannya, kenapa bertanya? Ya itu tadi. Guru bertanya sesuatu yang dia mampu menjawab, adalah untuk memberi kesempatan agar muridnya bisa mendapat nilai yang bagus. Juga, agar ia bisa mengetahui, siapa yang terbaik di antara muridnya. Siapa yang memahami pelajarannya, dan siapa yang tidak.
Ah, Allah tidak ada yang serupa dengan-Nya. Permisalan tadi bukan untuk menyerupakan Allah dengan guru.
Itu hanya untuk memudahkan pemahaman kita saja. Bahwa Allah, tidak menghajatkan bantuan kita. Melainkan, kita yang berhajat untuk menolong agama Allah, agar kita termasuk ke dalam golongan hamba-Nya yang terbaik amalnya. Aamiin.
Alhamdullilaaaah, Ya Allah Ya Rabb Ya Rahmaan Ya Rahiim.. kami mencintai-Mu
View on Path
View on Path
“Dan hendaklah kamu tetap di rumahmu dan janganlah kamu berhias dan bertingkah laku seperti orang-orang Jahiliyah yang dahulu dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan ta’atilah Allah dan Rasul-Nya.” [QS Al-Ahzab 33]
Islam memposisikan muslimah sebagai seorang Ratu bagi rumah tangganya | untuk mengatur sebaik-baik rumah tangga, dan memgurus anak-anaknya | peran yang amat penting dan sungguh mulia dalam pembangunan dan kelangsungan peradaban | bayangkan jika wanita lantas meninggalkan peran sentral ini, maka kepunahan dan kehancuran peradaban di ambang mata
namun hari ini banyak muslimah yang mulai melupakan kodratnya | terdorong oleh tuntutan sistem ekonomi dan kehidupan hari ini yang menjadikan materialisme sebagai standarnya | katanya demi mengejar standar hidup di era globalisasi yang sangat tinggi, sehingga lupa, bukan lagi ridha Allah yang menjadi tujuan hidupnya | maka seolah-olah menjadi wanita atau ibu rumah tangga adalah sesuatu perkara yang tak membanggakan, karena tak bisa dikonversi dengan standar gaji.
ah, andai dia tahu, andai kita mengingat kembali, bahwa standar dan tujuan hidup seorang muslim yang beriman bukanlah gaji, bukanlah materi, bukanlah eksistensi, namun ridha Allah itu melebihi segalanya | maka muslimah kembali bersuka cita dalam memandang kewajiban yang Allah berikan sebagai ummu wa rabatul bayt, karena dia tahu, karena kita tahu, disitu lah muslimah berharga, disitulah muslimah bernilai di hadapan Allah yang menciptakannya :’) |
Islam tak melarang wanita bekerja ke luar rumah, namun statusnya hanya berupa kemubahan, bukan kewajiban | maka pastikan kewajiban terlaksana dengan baik sebelum mengerjakan yang mubah ya dear ๐
Via Benefiko.
View on Path